Taman Bermain Rahasia - Bagian 1: Tiket
kanvascakrawala
Seperti akhir pekanmu yang telah berlalu, pada awalnya tidak ada yang istimewa dengan hari sabtu kali ini.
Ritual tidur sampai pukul sembilan, berlama-lama mandi air hangat, lalu duduk di dekat jendela, membaca buku yang pada hari sebelumnya kau pinjam di perpustakaan.
Tidak lupa, segelas susu cokelat dan setangkup roti bakar, sarapan di surga kecilmu.
Buku yang kau pinjam kali ini berjudul "Taman Bermain Rahasia". Terdengar konyol. Tapi kamu terlanjur duduk nyaman, dan memutuskan pasrah membaca saja buku tua tersebut.
Siapa sangka, buku itu mempunyai gambar-gambar yang menarik. Jemarimu menelusuri gambar di halaman pertama, lalu kau mulai membuka halam kedua, ketiga, dan kamu belum juga menemukan paragraf-paragraf kata. Kau mulai penasaran. Kau mulai menyisir buku tersebut, membolak-balik halaman demi halaman dengan cepat
Ganjil. Buku itu hanya bergambar, tidak ada teksnya. Sambil mengerutkan dahi dan menaikkan sebelah alis, kamu membolak-balik buku tersebut, memeriksa apakah kamu salah meminjam dan malah meminjam buku mewarnai.
Tapi gambarnya sudah berwarna, jelas bukan untuk mewarnai. Kau mencermati judulnya lagi, berharap menemukan petunjuk. Dibawah judul yang ditulis dengan warna merah-jingga dan outline hitam, tertera kata-kata "Sebuah Novel". Novel tanpa paragraf-paragraf kata. Menarik.
Sekali lagi kau buka halaman-halamannya. Kali ini secara acak dan agak perlahan. Diantara halaman 101 dan 102, terselip sebuah kertas. Itu tiket. Ke Taman Bermain Rahasia.
<i>"Tiket </i><i><b>Taman Bermain Rahasia. </b>Hanya jika kau dapat menjaga rahasia, simpan tiket ini di tempat rahasia."</i>